This post is also available in:
English
Thai
Burmese
Khmer
Participants discuss key digital rights concerns during the solidarity event in Bangkok last January 14, 2023
Dengan sisa waktu kurang dari empat bulan, EngageMedia sedang bersiap-siap untuk acara terbesarnya di tahun 2023 ini: Asia-Pacific Digital Rights Festival! Bersama para mitra dan kolaborator, tim kami sedang bekerja keras untuk merancang program satu minggu yang padat dengan acara dan kegiatan untuk mendalami isu-isu utama hak digital saat ini, serta memperkuat koneksi dengan sekutu pergerakan hak digital dari berbagai latar yang luas
Menjelang berlangsungnya Festival, kami ingin berbagi tentang perjalanan kami hingga sampai ke tahap ini dan hal-hal yang bisa Anda nantikan untuk Mei 2023 mendatang.
Pada 2022 silam, EngageMedia mendapatkan visi menyelenggarakan serangkai acara hak digital setelah lebih dari dua tahun berkumpul secara virtual dengan kesempatan berjejaring yang terbatas. Waktunya dirasa sudah tepat untuk membahas dampak pandemi terhadap hak digital di kawasan dan untuk membawa suara dan sekutu yang beragam ke dalam komunitas hak digital.
Penekanan inti dari acara-acara ini adalah penyusunan bersama (co-creation) dan penggunaan pendekatan teknologi ruang terbuka. Para peserta dan agen perubahan yang paling mengenali konteks dan tantangan di negara masing-masinglah yang menjadi pengarah agenda dan rancangan empat forum nasional di Thailand, Indonesia, Kamboja, and Filipina. Berlandasan forum-forum tersebut, kami memperlebar lingkup pembicaraan untuk menyasar komunitas hak digital yang lebih luas dalam Asia-Pacific Digital Rights Forum. Dalam rentang waktu tiga hari, mitra dan kolaborator kami mengadakan sejumlah sesi breakout dan memandu diskusi dalam acara solidaritas yang digelar secara serentak di beberapa lokasi fisik.
Melalui acara-acara ini, kami dari EngageMedia telah banyak belajar dari rekan-rekan kami tentang tema, isu, dan keresahan bersama dalam lini kerja kami, isu-isu sensitif yang perlu dibahas sebagai satu komunitas, dan cara agar kami bisa berdiri bersama menghadapi tantangan-tantangan ini.
Tantangan bersama dan kolaborasi dalam membangun pemahaman
Kesamaan tantangan-tantangan hak digital di kawasan Asia-Pasifik dan pentingnya kolaborasi menjadi tema besar sepanjang keempat forum nasional maupun forum regional. Para peserta berulang kali menggarisbawahi ancaman umum yang kerap dihadapi pejuang hak digital: pengintaian negara dan perundangan yang mengekang kebebasan berbicara di Thailand dan Filipina, penyensoran di Malaysia, dan kekerasan berbasis gender online dan ujaran kebencian di Bangladesh dan Indonesia hanyalah beberapa contoh.
Dalam forum regional, para panelis utama juga menyoroti isu-isu mendasar lainnya yang memperberat tantangan hak digital: kurangnya akses bermakna terhadap teknologi, ketimpangan kekuasaan yang condong pada Big Tech, dan peraturan yang lemah terhadap sektor teknologi dan aktor non-negara.Menimbang sifat dari tantangan-tantangan ini, membangun solidaritas dan belajar dari satu sama lain bersifat krusial. Hal ini bukan hanya berarti kolaborasi lintas organisasi di berbagai negara, melainkan juga perluasan ruang hak digital untuk membawa masuk perspektif dari disiplin ilmu lainnya, seperti hukum dan jurnalisme. Dalam forum regional, Direktur Eksekutif EngageMedia Phet Sayo menekankan bahwa tantangan yang kita hadapi bersifat interdisipliner, menambahkan bahwa pembangunan pemahaman (sense-making) harus diupayakan bersama. Secara serupa, Helani Galpaya dari LIRNEasia menegaskan bahwa aktivis perlu hadir di ruang-ruang di luar forum hak digital yang biasa agar dapat mengambil andil dalam pembicaraan yang menjadi panggung penetapan norma dan penyusunan kebijakan.
Renungan kritis dalam pergerakan juga diperlukan, menurut para peserta lima acara solidaritas yang digelar serentak. Untuk memperkuat advokasi hak digital, organisasi harus belajar dari satu sama lain, sungguh-sungguh berkelindan dengan perspektif lokal, dan belajar dari keberhasilan pergerakan pendahulu.
Screenshot from one of the breakout sessions during the three-day Asia-Pacific Digital Rights Forum
Pembicaraan dan negosiasi yang berlanjut
Dengan menjadi lazimnya acara hibrid akibat pandemi, EngageMedia memilih untuk memadukan acara fisik dan virtual untuk forum-forum nasional dan regionalnya, mengacu pada 15 tahun pengalaman kami bekerja jarak jauh dalam tim-tim yang tersebar di berbagai penjuru Asia Pasifik.
Merencanakan dan menggelar sesi breakout daring dan panel utama memantik diskusi tentang penggunaan teknologi yang terbuka dan aman (Open and Secure Technology/OST) – salah satu lingkup isu utama kami. Sebagai tim, kami telah dengan panjang lebar membahas platform mana yang sebaiknya digunakan untuk komponen-komponen acara daring. Pada akhirnya, kami memilih Zoom karena keterbatasan alternatif sumber terbuka (open source) yang ada. Ruang negosiasi masih terbuka untuk hal ini sembari kami mengeksplorasi lebih banyak cara untuk secara konsisten bergerak menuju penggunaan OST. Selama Forum, kami menggelar diskusi kelompok terarah sebagai bagian penelitian kami yang masih berlangsung tentang adopsi teknologi terbuka dan aman di kalangan pembela HAM. Proyeksi kami, akan ada lebih banyak percakapan tentang ini pada Festival nanti dan kami tidak sabar mendengarkan peserta dari berbagai latar yang luas, juga mendapatkan pandangan dan wawasan dari komunitas terancam dan termarginalisasi.
UNTUK BERGABUNG DALAM PERCAKAPAN
At the Asia-Pacific Digital Rights Forum, participants from the five parallel events meet virtually to share learnings with the regional group
Memperdalam kemitraan dan kolaborasi
Seperti yang berulang kali disorot dalam forum-forum yang telah berlangsung, kolaborasi bersifat krusial, termasuk dalam persiapan di belakang layar untuk menggelar acara-acara hak digital ini dan Festival yang akan datang. Sebuah keistimewaan bagi EngageMedia untuk telah membangun kemitraan yang kuat dengan organisasi-organisasi yang mapan di kawasan. Acara-acara solidaritas dan sesi-sesi breakout dapat dilaksanakan berkat keterlibatan aktif pihak-pihak berikut dalam penyusunan agenda bersama: Fakultas Ilmu Politik Universitas Chulalongkorn, Social Technology Institute, Initiatives for Dialogue and Empowerment through Alternative Legal Services, Cambodian Center for Independent Media, Asia Centre, Digitally Right, Southeast Asia Freedom of Expression Network, STH Indonesia Jentera, Jumpstart@65, Out of the Box Media Literacy Initiative, serta seluruh organisasi yang telah berbagi pengetahuan dan kepakarannya dalam sesi-sesi breakout. Sebuah keistimewaan juga bagi kami untuk memperoleh dukungan dana untuk pekerjaan kami dari Sida, ARTICLE19, dan Association for Progressive Communications.
Di saat kami melanjutkan persiapan untuk Festival, kemitraan dan solidaritas tetap menjadi fokus utama. Kami mengundang organisasi dan kolektif yang berminat untuk menyusun bersama agenda dengan kami dengan menjadi penyelenggara suatu sesi – baik itu diskusi panel, obrolan kilat, hackathon, maupun kegiatan hiburan dan self-care untuk merayakan berkumpulnya komunitas hak digital. Festival ini akan menjadi ruang bagi agen perubahan untuk berjejaring, berkenalan lebih dalam dengan satu sama lain, dan menemukan berbagai cara bekerja sama. Kami harap kami bisa melanjutkan perbincangan dari forum-forum kemarin dan melihat wajah-wajah yang sama di Chiang Mai!