Sebuah hentakan massa baru muncul dengan deras, gerakan mahasiswa, pemuda dan rakyat kini bangkit dengan vitalitas baru. Aksi #GejayanMemanggil oleh para mahasiswa di Yogyakarta hadir dengan skala massa besar saat mahasiswa mengumpulkan massa di Jalan Gejayan, Yogyakarta. Aksi serupa digelar dan merebak di kota serta daerah lain, seperti di Malang dan di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta. Sejak Selasa, 24 September, aksi telah susul-menyusul memenuhi depan gedung Parlemen RI, di Jakarta. Jumlah massa pun kian banyak karena mahasiswa dari sejumlah daerah akan merapat ke Jakarta. Dengan mengusung tagar #ReformasiDikorupsi, secara garis besar tuntutan mereka sama. Mahasiswa meminta Presiden Joko Widodo membatalkan Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (revisi UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Gerakan ini tidak muncul tiba-tiba, ia merupakan pukulan balik atas dilemahkannya KPK selama beberapa bulan atau tahun belakangan ini. Mulai dari aksi #SaveKPK yang meski kecil tapi menuai banyak simpati dari mahasiswa dan masyarakat. Berikut gerakan konternya, dari gerilya legislasi di atas dan aksi-aksi massa bayaran di bawah.
7 Desakan:
Di sisi lain, aksi-aksi mahasiswa juga merangkum banyak tuntutan yang selama ini telah disuarakan oleh kelompok sipil, LSM, tokoh-tokoh masyarakat, petani, kaum minoritas dan sebagainya. Berikut 7 tuntutan mahasiswa:
- RKUHP: Poin pertama dari 7 tuntutan mahasiswa adalah mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang. Sebab pasal-pasal dalam RKUP dinilai masih bermasalah.
- Revisi UU KPK: Pemerintah juga didesak membatalkan revisi UU KPK yang baru saja disahkan. Revisi UU KPK dinilai membuat lembaga anti korupsi tersebut lemah dalam memberantas aksi para koruptor.
- Isu Lingkungan: Tuntutan mahasiswa di DPR lainnya berkaitan dengan isu lingkungan. Mahasiswa menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di wilayah Indonesia. Beberapa RUU yang disebutkan dalam tuntutan antara lain RUU Pertanahan, RUU Minerba, dan yang “terlanjur” disahkan, UU Sistem Budidaya Pertanian dan UU Sumber Daya Air.
- RUU Ketenagakerjaan: Ada juga tuntutan merevisi RUU Ketenagakerjaan. Mahasiswa menilai aturan tersebut tidak berpihak kepada para pekerja. Ada juga isu pelindungan bagi pekerja rumah tangga.
- RUU Pertanahan: Mahasiswa juga menolak RUU Pertanahan dalam 7 tuntutan mahasiswa. Mereka menilai aturan tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat reforma agraria.
- RUU PKS: Dalam aksi demo, para mahasiswa meminta agar pemerintah dan DPR menunda pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).
- Kriminalisasi Aktivis: Terakhir, 7 tuntutan mahasiswa adalah mendorong proses demokrasi di Indonesia. Selama ini, negara dianggap melakukan kriminalisasi terhadap aktivis.
Permasalah kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera, berlarut-larutnya penuntasan kasus pelanggaran HAM serta penghentian militerisme di Papua dan daerah lain serta pembebasan tahanan politik juga tercantum dalam tuntutan.
Kebrutalan aparat dalam menangani demonstrasi tanggal 30 September 2019:
In Jakarta, in front of Senayan City Mall, a violent crash between Police and students took place. #ReformasiDikorupsi #KekuasaanDitanganRakyat @niningasih @Moira_Ooops @LBHMasyarakat pic.twitter.com/qLCjduLYwe
— Demachi Bergerak (@demachibergerak) September 30, 2019
Di tengah riuh rendah protes di Jakarta, warganet (netizen) juga menunjukkan perhatian besar terhadap isu-isu di atas, dan menyebarluaskan aksi protes di wilayah masing-masing.
Tasikmalaya, Jawa Barat:
View this post on InstagramA post shared by kolektifa (@kolektifa) on
Sinjai, Sulawesi Selatan:
View this post on InstagramA post shared by kolektifa (@kolektifa) on
Malang, Jawa Timur:
[MALANG] 24/9/19 Massa Aksi berusaha mengambil alih kendaraan danmas watercannon. #malang #tolakruungawur #mositidakpercaya #reformasidikorupsi
24 September
Bandung
Bandung, 24 September 2019 pic.twitter.com/JzI8HuNuwG
— Faddli N.S (@fadliawaw) September 24, 2019
Bandung, 24 September 2019 pic.twitter.com/JzI8HuNuwG
— Faddli N.S (@fadliawaw) September 24, 2019
Saya bersaksi banyak mahasiswa terluka dalam aksi kemarin. Model evakuasinya seadanya. pic.twitter.com/uAiinEsROv
— Muammar Fikrie (@fikrie) September 25, 2019
Kabar dari Palu hari ini.
— A b d i e (@MollysAbdie) September 25, 2019
Ribuan mahasiswa turun ke jalan, terlibat chaos dengan Polisi.@nemubuku @YLBHI @pbhrsulteng @sandalista1789 @Dandhy_Laksono @purplerebel @Lini_ZQ @ecosocrights @jatamnas @walhinasional @Oslanpurba @yaya__nh @kumparan @ariel_heryanto @CNN @Aufklarung00 pic.twitter.com/p9pka0pM0X
26 September
Banjarmasin, Kalimantan SelatanBanjarmasin-Kalsel, siang ini. Mahasiswa bentrok dengan polkis yang menghalangi masuk ke gedung DPRD. #ReformasiDikorupsi #MosiTidakPercaya #AyoSemuaBergerak #HidupMahasiswa pic.twitter.com/n579Vw2yIW
— M Berkah Gamulya (@mbgamulya) September 26, 2019
— siparto (@siparto) September 26, 2019
We're all watching you, bastards! pic.twitter.com/nDLuc7lqdM
— judas iscaRIOT (@precariat_sweat) September 26, 2019
Dah mulai nyomot2 gini aparat. Besok2 kita comot2 jg buzzer2 di rumah atau kantor mrk. pic.twitter.com/MhFrtmy7zO
— Puthut EA (@Puthutea) September 25, 2019
Terjadi kericuhan di aksi Mahasiswa di Kendari. Polisi menembakan gas air mata. pic.twitter.com/rXrhivrwPh
— Laode Halaidin (@LaodeHalaidin) September 26, 2019
Aksi Mahasiswa Madiun dengan segala keberagaman humornya. #HidupMahasiswa #SaveKPK #TolakRKUHP pic.twitter.com/cJT85IJD1L
— Affan Muhammad (@AffanIbnani) September 26, 2019
Gaada pemimpin adanya solidaritas,gaada orasi adaanya eksekusi,keren law. #STMmelawan pic.twitter.com/MTDQmngOc9
— Au gelap (@yaudaiyakapten) September 25, 2019
About the Author
Yerry Borang is EngageMedia’s engagement and learning specialist. You may follow his writing and other posts on digital rights and video for change by subscribing to our mailing list.