This post is also available in: English Thai Burmese Khmer
Agen perubahan di Indonesia merefleksikan tantangan dan peluang untuk memperkuat gerakan hak digital di dalam negeri selama acara solidaritas yang di gelar di Jakarta pada 14 Januari 2023 silam, atau Hari ke-3 Asia-Pacific Digital Rights Forum.
Diselenggarakan oleh EngageMedia dan bekerja sama dengan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) dan STH Indonesia Jentera, acara ini merupakan satu dari lima acara tatap muka yang digelar di kawasan. Empat acara lainnya digelar secara simultan di Dhaka, Bangkok, Kuala Lumpur, dan Manila.
Berhenti sejenak dan merefleksikan aktivisme HAM di Indonesia
Selama acara, peserta berhenti sejenak dari diskusi-diskusi terkait ancaman eksternal terhadap hak digital, dan merenungkan tantangan internal yang dihadapi oleh gerakan hak digital. Berlandasan temuan-temuan sebelumnya dari penelitian EngageMedia, Laporan Hak Digital Indonesia 2021, diskusi dibagi menjadi empat isu yang terpisah namun saling berkaitan: menumbuhkan lingkungan kerja yang inklusif, mengembangkan jaringan Asia-Pasifik dan akar rumput yang lebih kuat, menjaga pengelolaan pengetahuan dalam dan antarorganisasi, membangun infrastruktur teknologi dan keamanan digital organisasi, serta mempertahankan donor dan pendanaan.
Sepanjang diskusi, para peserta berbagi beberapa hal yang menjadi perhatian utama dalam kerja advokasi mereka, termasuk menggali strategi lebih baik seperti penggunaan kisah dalam kampanye untuk memanusiakan isu-isu HAM kepada audiens mereka guna membangun pola pikir bahwa setiap isu berkaitan dengan isu lainnya.
Pendanaan juga menjadi poin perhatian utama, dengan sejumlah peserta yang menyoroti cara skema dan mekanisme pendanaan saat ini berkontribusi terhadap burnout. Peserta menyerukan bahwa mekanisme dan kebijakan yang ada perlu ditingkatkan agar mendukung aktivis dalam lini pekerjaannya dengan lebih baik.
Mereka juga menggarisbawahi kurangnya pembagian informasi yang sistematis antara organisasi masyarakat sipil (OMS), menciptakan ketumpangtindihan dan redundansi antara pekerjaan mereka. Meskipun sebagian besar OMS secara samar memahami kerja-kerja satu sama lain, namun mereka tidak benar-benar berinteraksi untuk menghubungkan satu pekerjaan dengan yang lainnya.
Melihat ke dalam dan merenungkan dengan kritis ruang-ruang perbaikan dalam gerakan hak digital penting dalam meningkatkan kekohesifan. Peserta menyoroti bahwa isu hak digital telah menjadi semakin rumit, dan diperlukan perspektif lebih dalam untuk menyadari sifat multi-dimensi dan interdisipliner dalam isu ini.
Salah satu temuan kunci dalam acara solidaritas ini adalah adanya diskusi mengenai cara terbaik untuk membangun kapasitas OMS yang terlibat dalam advokasi hak digital. Para peserta menekankan perlunya alat lebih baik dan pelatihan tentang memproduksi pengetahuan untuk advokasi lebih efektif. OMS juga diharapkan dapat berbagi ilmu secara internal dan dengan organisasi lain yang bergerak di lingkup isu lain agar dapat berkolaborasi untuk menghasilkan solusi yang membutuhkan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan.
EngageMedia mengundang agen perubahan untuk melanjutkan diskusi melalui Forum.EngageMedia.org/Discuss.