This post is also available in: English
Setelah dirilis, ‘My Clouded Mind’ menjadi salah satu film pilihan dalam Toronto Animation Arts Festival International 2022. Film ini merupakan bagian dari Tech Tales: Films about Digital Rights in the Asia-Pacific, proyek EngageMedia untuk produksi dan penayangan beberapa film yang menyoroti kisah tentang hak asasi manusia di era digital. Artikel ini merupakan bagian dari suatu seri yang menggali pemikiran, konteks, dan inspirasi di balik setiap film sebagaimana diceritakan kepada EngageMedia oleh masing-masing pembuat film.
Annisa Adjam, pembuat film dari Indonesia, sangat akrab dengan tema sensitif yang diangkat oleh filmnya. My Clouded Mind berkisah tentang perjalanan pemulihan seorang perempuan muda setelah mengalami kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO). Selama beberapa tahun terakhir, Adjam sudah mengemban berbagai proyek film yang mengangkat sejumlah topik yang berat namun krusial, seperti pelecehan seksual dan isu kesetaraan gender di Indonesia.
Mengamati peningkatan tajam kasus KBGO di Indonesia akibat pandemi COVID-19, Adjam merasa tergerak untuk menelusuri lebih dalam betapa ranah digital telah memicu miskonsepsi tentang suatu topik yang berdampak terhadap ribuan perempuan Indonesia.
“Sebagai pembuat film yang banyak menghabiskan waktu di platform digital, saya terdorong untuk belajar tentang hak-hak digital dan privasi kita, lalu menggunakan media film untuk meningkatkan kesadaran dan menyampaikan kepada orang-orang hal yang saya pelajari,” ujar Adjam.
International Center for Research on Women (ICRW) mendefinisikan KBGO sebagai “aksi oleh satu atau lebih orang yang menyakiti orang lain berlandasan identitas seksual atau gendernya atau dengan menegakkan norma gender yang berbahaya”. Definisi ini mencakup beragam jenis perilaku, mulai dari “penguntitan, perundungan, pelecehan seksual, pencemaran nama baik, ujaran kebencian, (hingga) eksploitasi”.
Di saat kasus KBGO terus meningkat di Indonesia setiap tahunnya, pandemi telah memperparah situasi yang ada. Jumlah kasus bertambah lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurut laporan dari Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), jumlah insiden KBGO meningkat dari 60 di 2019 menjadi 620 di 2020.
Tonton filmnya
Menampilkan suara-suara perempuan untuk mengilhami solusi yang cermat
Sebagian besar pengerjaan film dilakukan secara online, walau Adjam dan timnya tetap berhadapan dengan tantangan-tantangan produksi film yang umum dijumpai di masa pandemi. Lain dari itu, salah satu perubahan terbesar yang dilakukan oleh timnya adalah berpindah ke format penceritaan yang berbeda.
“Kami sama sekali tidak menghadapi masalah besar sepanjang proses pembuatan film, kecuali saat kami mengubah format yang semula dokumenter hybrid menjadi animasi fiksi pendek karena keterbatasan waktu untuk menemukan subjek yang nyaman bercerita tentang isu sensitif ini,” ujar Adjam.
Dengan menggunakan animasi untuk mengangkat isu ini dengan cara bermakna sekaligus kreatif, Adjam berharap telah berkontribusi kepada kampanye dan inisiatif yang diarahkan untuk melawan peningkatan kasus KBGO. Dalam karya tulis “Social Media, Digital Activism, and Online Gender-Based Violence in Indonesia”, penulis Eny Ratnasari, Suwandi Sumartias, dan Rosnandar Romli menggarisbawahi bahwa kasus KBGO adalah hal sensitif sehingga sulit dibahas sebagai bagian percakapan umum. Saat mengerjakan film ini, Adjam juga menyaksikan secara langsung kurangnya perhatian pemerintah terhadap sejumlah kasus yang menjadi viral. Dia pun menyesali kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang KBGO sehingga penyalahan korban atau victim-blaming merajalela.
Adjam berharap bahwa My Clouded Mind bisa berperan besar dalam membantu masyarakat agar memiliki pemahaman lebih baik terhadap KBGO melalui perspektif perempuan. Dia juga berharap film ini akan mengilhami berbagai solusi yang peka dan cermat di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.
“Kami harap film ini bisa dianggap sebagai sahabat oleh orang-orang yang mengalami kasus serupa dan juga panduan bagi orang-orang untuk mengidentifikasi KBGO dan tahu cara menyikapinya dengan bijaksana,” ujarnya.
EngageMedia masih mencari mitra komunitas penayangan film, media, pendidikan, dan advokasi. Mitra-mitra yang berminat bisa menghubungi kami melalui halaman Tech Tales Partners.